MEDAN - Kepala Sekolah SMA Methodist I-Medan, Binsar Pasaribu mengaku tak ada prestasi akademik mencolok yang dimiliki Sonya Ekarina Sembiring Depari, siswi SMA Methodist I-Medan, yang mencatut nama Deputi Bidang Pemberantasan BNN, Irjen Arman Depari, saat terjaring penertiban konvoi pelajar usai pelaksanaan ujian nasional di Jalan Sudirman, Medan.
Menurut Binsar, Sonya hanyalah siswa dengan prestasi biasa seperti siswa-siswa lainnya. Ia hanya memiliki prestasi di bidang modeling yang pernah digelar salah satu distributor sepeda motor di sekolahnya.
“Track recordnya di Guru BP tidak ada yang mencolok. Ada beberapa catatan kenakalan kecil. Itu saja. Di luar pendidikan, dia memiliki prestasi modeling. Pernah menjadi juara satu lomba modeling yang digelar disini," sebut Binsar kepada wartawan, Kamis (7/4/2016).
Selain prestasi, aktifitas sosial Sonya dengan sesama pelajar lain juga berjalan normal. “Baik-baik saja hubungan dia dengan siswa lain. Kalau pun ada ya hanya kenakalan anak remaja biasalah,”tandasnya.
Sementara itu terkait keluarga Sonya, Binsar mengaku tidak mengetahui profile keluarga Sonya. Meski begitu ia mengaku sudah menjalin komunikasi dengan keluarga Sonya terkait persoalan ini.
"Komunikasi awal sudah ada. Tapi hari ini kita kesulitan untuk menghubunginya kembali. Kabarnya keluarganya juga mengalami shock. Sonyanya sendiri mengalami trauma," tandasnya.
Sonya sendiri menjadi pembicaraan publik setelah aksinya membentak dan mengancam personel Polantas Polresta Medan bernama Ipda Perida Panjaitan yang menertibkan mereka saat konvoi usai pelaksanaan ujian nasional.
0 comments:
Post a Comment